Bagi lo lo pada yang lagi
menggalau karena FRSan mana suaranya???
Hahha selamat menggalau ria yaa sob.. sebenarnya
gua juga lagi terjangkit virus galau karena FRSan ala STATISTIKA ITS ne sob. Dari
hari senin kemaren sampai sekarang gua masih belum dapat matakuliah pilihan
yang bener-bener pengen gua pilih. Sebagai penggalau yang nasibnya sama kayak
gua, pastilaah lo udah tau alasannya..
Yup benar sekali, alasannya adalah karena kelas yang dibuka udah full.
Huuppff.. padahal itu kelas baru dibuka beberapa detik yang lalu. Eh mau gua
masukkin udah full duluan mameenn... (-,-‘) Kasus yang sama juga terjadi di
pemilihan kelas UPMB bahasa indonesia ni sob. Sebenarnya nih kelas nantinya
diisi dari multi jurusan, tapi beberapa detik setelah kelas dibuka. Jatah kuota
untuk mahasiswa STATISTIKA udah full diserbu secara membabibuta, beda banget sama
jurusan-jurusan lain yang sampai saat ini pun jatah kuotanya masih belum full. Haha
betapa tingginya tingkat keganasan mahasiswa statistika kalau dalam masalah
seperti ini. Gua jadi bikin kesimpulan nih sob, kalau “Banyaknya kuota kelas
suatu mata kuliah berbanding terbalik dengan tingkat kriminalitas mahasiswa”.
Sehingga semakin sedikit kuota kelas yang dibuka maka banyak terjadi tindak
kejahatan antar sesama mahasiswa yang berebut kuota kelas,, entah itu bunuh-bunuhan,
perang dingin, perang panas, perang mulut, perang hati, atau bahkan perang santet.
Gua gak tau daahh,, (^^,)
Sampai temen gua punya posting-posting lucu di Fbnya
Aripin bilang:
semboyan waktu frs an : siapa cepat dia dapat, siapa lambat
silakan minggat... hahaha
ada-ada aja lo pin,, (-,-)
Haris bilang: kalo gag ada yang
bisa di klik.... pengen rasanya nge-klik TA... #potret mahasiswa di candu galau
matkul... wahaha mending gitu
ris,, langsung TA aja,, jadi galau FRSan nya hilang, tapi ganti galau TA,,
(*,*)
Berhenti sejenak dari aktifitas galau FRSan, gua
kali ini mau berbagi cerita tentang kisah kumpul-kumpul bersama sahabat-sahabat
gua, si-BUSUK dan si-CEKING, heemm sayang banget si-LAMBE waktu itu gak bisa
datang karena masih berada dikampung halamannya. (T,T)
Kumpul-kumpul kali ini bermarkas di Rumah Kos si-BUSUK di Rumah Dinas
AL Kenjeran-Surabaya. Dengan beralibi kesepian karena hanya tinggal seorang
diri, si-BUSUK ngajakin gua sama si-CEKING menginap dirumahnya sob. Dan lo tau,
waktu gua ada dirumahnya dia sedang apa?? Sedang bikin kue resoles daging buat
dijual. Alhasil gua ikutan kerja bakti deh sampe malem. Ckckck bener-bener
busuk dia,, hahahhaa... (piiss yaa ros (^,^v)..) tapi dua hari dirumah BUSUK banyak ngasih gua
pelajaran. Terutama pelajaran memasak, yang mana gua belum terlalu jago untuk
kegiatan satu ini.
BUSUK, BITING, CEKING |
Ternyata bikin resoles daging tak sesulit yang gua bayangin sob. Gua kasih
tau ni sob masing-masing jobdesk dari anggota BBCL ini:
BITING:
motongin wortel jadi kotak-kotak, bikin racikan adonan kulit resoles daging,
bikin kulit resoles daging
BUSUK:
belanja segala bahan resoles daging, bikin isi resoles daging dengan resep
rahasia turun-temurun dari leluhurnya, mengkombinasi kulit dan isi sehingga menjadi
resoles daging sejati.
CEKING:
meracik segala bumbu dasar, pengicip-icip, menghias resoles daging yang sudah
jadi.
LAMBE:
diam dikampung halamannya karena memang dia gak ikut kumpul-kumpul :P
Proses bikin resoles daging ala BBC memerlukan
waktu kurang lebih 6 jam, dari malem dan berlanjut pagi hari sebelum resoles
daging di perjual-belikan
Lo harus tau sob, kalau ternyata resoles daging turun temurun dari
keluarga si-BUSUK rasanya ueeennaaaaaakkk banget. Sampai-sampai ada orang yang
pesen buat arisan dirumahnya looh. Siip deehh buat si-BUSUK.
Setelah tahap pembuatan resoles, tibalah hari dimana BBC harus
berjualan sekitar kompleks.
Sebelum berangkat menuju tempat peraduan, si-BUSUK dan si-CEKING mandi
dulu nih sob, sedangkan gua enggak,, hahah (sssssttttt jangan bilang sapa-sapa
yaaa,, :* ) tapi kita bertiga kompak pake acara berdandan-dandan ria. Katanya siih
biar menarik pelanggaann,, wahahaha..
udah cantiikk kog.. ^^ |
Dengan kePe-Dean karena resolesnya berjudul resoles
daging maka kita memasang harga Rp.3000,00 untuk tiap seonggok resoles. Gua kira
sih emang harganya sudah pantaslah n sesuai juga sama judul kuenya. Lagian di
kampung halaman gua yang namanya resoles daging harganya pasti berkisar
segituan. Tapi TERNYATAAA......!!! (jengjeng) OH NOOO... di sana malah Cuma laku
7 resoles aja sob. Dan ternyata lagi resoles kita kalah tenar sama resoles
orang lain yang harganya Rp.1000,00. Giiillaaakk kaann...!!!
kesana kemari membawa resoles |
Awalnya tu sekotak resoles kita tawarin ke toko
atau ke orang jualan kue sob, tapi mereka pada nolak semua, alasannya udah ada
resoles yang mereka jual. Lalu akhirnya kita jual Door To Door. Enam onggok
resoles laku waktu kita nawarin di Gereja (lupa namanya). Dan yang beli tuh
satpam-satpam penunggu gereja. Iihh bapaknya genit-genit,, huuhh..
*bantingresoles. Yaah walaupun sedikit digenitin tapi gak papalah,, yang
penting Rp 18.000,00 ada di tangan.
Abis dari gereja kita tawarin ke rumah-rumah, kita tawarin ke pedagang
sayuran. Dia Cuma beli seonggok resoles aja, dan itupun ditukar dengan membayar
Rp2000,00 + sebuah jagung yang harganya
Rp1000,00. Cepeeeekkkk deeehh.. :0
resoles yang tertukar |
Walaupun matahari mulai menyengat kulit, trio BBC
tak pantang menyerah untuk beraksi. Sekarang giliran nawarin kerumah-rumah komplek
sebelah,, lo tau gak tiap rumah yang gua tawarin tu orang nya bilang “udah beli
tadi mbak” *tandaditolak.
Hebaaat yaaa ternyata orang-orang komplek situ ngfans bin doyan banget
sama resoles. Gak tau tuuhh apa memang mereka udah beli resoles lain beneran atau
itu Cuma alasan klasik yang monotone orang-orang saat ini. Haha... yang pasti
akhirnya gua dan sahabat-sahabat gua pulang Cuma bawa uang Rp 20.000,00 doank
sob.
paska penolakan resoles |
Sampai dirumah, kita beritga kelaparan sob,
akhirnya sebagian resoles kita makan sendiri dan sisanya dibagi-bagikan
tetangga dan teman-teman teater Tiyang Alit yang sorenya maen ke rumah si-BUSUK
untuk numpang makan dan menggalau ria (mas Amin,masTille.red).
Karena kita masih dirundung rasa kelaparan, akhirnya kita memutuskan
untuk memasak. Masakan yang kita bikin adalah nasi ala si-BUSUK, tempe, telur
dan empal daging (sisa bikin resoles) ala si-CEKING dan sup jagung “internet” (pake
jagung hasil jualan resoles tadi) ala gua sebagai si-BITING.
Hahaa... itulah kisah ala BBC, walaupun kisahnya
gak begitu seru ataupun tragis karena dagangan gak balik modal, yang penting
ada pelajaran yang dapat kita ambil disini, yang pertama adalah kalo yang
namanya cari uang itu susah sekali gak yang semudah dengan apa yang kita
bayangin,, makanya jangan suka ngehamburin uang sob. Yang kedua jadi pedagang
keliling itu susah sob, dan menurut gua para pedagang keliling itu hebat sob. Selain
dia harus menahan rasa malu ketika menawarkan barang dagangan dan ketika
ditolak target pembeli, mereka harus rela berpanas-panasan menahan haus n laper
untuk berkeliling-keliling jalan.
Okey sob,, sampai disini
dulu cerita panjang gua sob,, ^^