Rabu, 08 Februari 2012

RESOLES DAGING's BUSUK


Bagi lo lo pada yang lagi menggalau karena FRSan mana suaranya???
Hahha selamat menggalau ria yaa sob.. sebenarnya gua juga lagi terjangkit virus galau karena FRSan ala STATISTIKA ITS ne sob. Dari hari senin kemaren sampai sekarang gua masih belum dapat matakuliah pilihan yang bener-bener pengen gua pilih. Sebagai penggalau yang nasibnya sama kayak gua, pastilaah lo udah tau alasannya..
Yup benar sekali, alasannya adalah karena kelas yang dibuka udah full. Huuppff.. padahal itu kelas baru dibuka beberapa detik yang lalu. Eh mau gua masukkin udah full duluan mameenn... (-,-‘) Kasus yang sama juga terjadi di pemilihan kelas UPMB bahasa indonesia ni sob. Sebenarnya nih kelas nantinya diisi dari multi jurusan, tapi beberapa detik setelah kelas dibuka. Jatah kuota untuk mahasiswa STATISTIKA udah full diserbu secara membabibuta, beda banget sama jurusan-jurusan lain yang sampai saat ini pun jatah kuotanya masih belum full. Haha betapa tingginya tingkat keganasan mahasiswa statistika kalau dalam masalah seperti ini. Gua jadi bikin kesimpulan nih sob, kalau “Banyaknya kuota kelas suatu mata kuliah berbanding terbalik dengan tingkat kriminalitas mahasiswa”. Sehingga semakin sedikit kuota kelas yang dibuka maka banyak terjadi tindak kejahatan antar sesama mahasiswa yang berebut kuota kelas,, entah itu bunuh-bunuhan, perang dingin, perang panas, perang mulut, perang hati, atau bahkan perang santet. Gua gak tau daahh,, (^^,)
Sampai temen gua punya posting-posting lucu di Fbnya
Aripin bilang: semboyan waktu frs an : siapa cepat dia dapat, siapa lambat silakan minggat...  hahaha ada-ada aja lo pin,, (-,-)  
Haris bilang: kalo gag ada yang bisa di klik.... pengen rasanya nge-klik TA... #potret mahasiswa di candu galau matkul... wahaha mending gitu ris,, langsung TA aja,, jadi galau FRSan nya hilang, tapi ganti galau TA,, (*,*)

Berhenti sejenak dari aktifitas galau FRSan, gua kali ini mau berbagi cerita tentang kisah kumpul-kumpul bersama sahabat-sahabat gua, si-BUSUK dan si-CEKING, heemm sayang banget si-LAMBE waktu itu gak bisa datang karena masih berada dikampung halamannya. (T,T)
Kumpul-kumpul kali ini bermarkas di Rumah Kos si-BUSUK di Rumah Dinas AL Kenjeran-Surabaya. Dengan beralibi kesepian karena hanya tinggal seorang diri, si-BUSUK ngajakin gua sama si-CEKING menginap dirumahnya sob. Dan lo tau, waktu gua ada dirumahnya dia sedang apa?? Sedang bikin kue resoles daging buat dijual. Alhasil gua ikutan kerja bakti deh sampe malem. Ckckck bener-bener busuk dia,, hahahhaa... (piiss yaa ros (^,^v)..)  tapi dua hari dirumah BUSUK banyak ngasih gua pelajaran. Terutama pelajaran memasak, yang mana gua belum terlalu jago untuk kegiatan satu ini.
BUSUK, BITING, CEKING
Ternyata bikin resoles daging tak sesulit yang gua bayangin sob. Gua kasih tau ni sob masing-masing jobdesk dari anggota BBCL ini:
BITING: motongin wortel jadi kotak-kotak, bikin racikan adonan kulit resoles daging, bikin kulit resoles daging
BUSUK: belanja segala bahan resoles daging, bikin isi resoles daging dengan resep rahasia turun-temurun dari leluhurnya, mengkombinasi kulit dan isi sehingga menjadi resoles daging sejati.
CEKING: meracik segala bumbu dasar, pengicip-icip, menghias resoles daging yang sudah jadi.
LAMBE: diam dikampung halamannya karena memang dia gak ikut kumpul-kumpul :P

Proses bikin resoles daging ala BBC memerlukan waktu kurang lebih 6 jam, dari malem dan berlanjut pagi hari sebelum resoles daging di perjual-belikan
Lo harus tau sob, kalau ternyata resoles daging turun temurun dari keluarga si-BUSUK rasanya ueeennaaaaaakkk banget. Sampai-sampai ada orang yang pesen buat arisan dirumahnya looh. Siip deehh buat si-BUSUK.
Setelah tahap pembuatan resoles, tibalah hari dimana BBC harus berjualan sekitar kompleks.
Sebelum berangkat menuju tempat peraduan, si-BUSUK dan si-CEKING mandi dulu nih sob, sedangkan gua enggak,, hahah (sssssttttt jangan bilang sapa-sapa yaaa,, :* ) tapi kita bertiga kompak pake acara berdandan-dandan ria. Katanya siih biar menarik pelanggaann,, wahahaha..
udah cantiikk kog.. ^^
Dengan kePe-Dean karena resolesnya berjudul resoles daging maka kita memasang harga Rp.3000,00 untuk tiap seonggok resoles. Gua kira sih emang harganya sudah pantaslah n sesuai juga sama judul kuenya. Lagian di kampung halaman gua yang namanya resoles daging harganya pasti berkisar segituan. Tapi TERNYATAAA......!!! (jengjeng) OH NOOO... di sana malah Cuma laku 7 resoles aja sob. Dan ternyata lagi resoles kita kalah tenar sama resoles orang lain yang harganya Rp.1000,00. Giiillaaakk kaann...!!!
kesana kemari membawa resoles
Awalnya tu sekotak resoles kita tawarin ke toko atau ke orang jualan kue sob, tapi mereka pada nolak semua, alasannya udah ada resoles yang mereka jual. Lalu akhirnya kita jual Door To Door. Enam onggok resoles laku waktu kita nawarin di Gereja (lupa namanya). Dan yang beli tuh satpam-satpam penunggu gereja. Iihh bapaknya genit-genit,, huuhh.. *bantingresoles. Yaah walaupun sedikit digenitin tapi gak papalah,, yang penting Rp 18.000,00 ada di tangan.
Abis dari gereja kita tawarin ke rumah-rumah, kita tawarin ke pedagang sayuran. Dia Cuma beli seonggok resoles aja, dan itupun ditukar dengan membayar Rp2000,00 +  sebuah jagung yang harganya Rp1000,00. Cepeeeekkkk deeehh.. :0
resoles yang tertukar
Walaupun matahari mulai menyengat kulit, trio BBC tak pantang menyerah untuk beraksi. Sekarang giliran nawarin kerumah-rumah komplek sebelah,, lo tau gak tiap rumah yang gua tawarin tu orang nya bilang “udah beli tadi mbak” *tandaditolak. 
Hebaaat yaaa ternyata orang-orang komplek situ ngfans bin doyan banget sama resoles. Gak tau tuuhh apa memang mereka udah beli resoles lain beneran atau itu Cuma alasan klasik yang monotone orang-orang saat ini. Haha... yang pasti akhirnya gua dan sahabat-sahabat gua pulang Cuma bawa uang Rp 20.000,00 doank sob.
paska penolakan resoles
Sampai dirumah, kita beritga kelaparan sob, akhirnya sebagian resoles kita makan sendiri dan sisanya dibagi-bagikan tetangga dan teman-teman teater Tiyang Alit yang sorenya maen ke rumah si-BUSUK untuk numpang makan dan menggalau ria (mas Amin,masTille.red).
Karena kita masih dirundung rasa kelaparan, akhirnya kita memutuskan untuk memasak. Masakan yang kita bikin adalah nasi ala si-BUSUK, tempe, telur dan empal daging (sisa bikin resoles) ala si-CEKING dan sup jagung “internet” (pake jagung hasil jualan resoles tadi) ala gua sebagai si-BITING.

Hahaa... itulah kisah ala BBC, walaupun kisahnya gak begitu seru ataupun tragis karena dagangan gak balik modal, yang penting ada pelajaran yang dapat kita ambil disini, yang pertama adalah kalo yang namanya cari uang itu susah sekali gak yang semudah dengan apa yang kita bayangin,, makanya jangan suka ngehamburin uang sob. Yang kedua jadi pedagang keliling itu susah sob, dan menurut gua para pedagang keliling itu hebat sob. Selain dia harus menahan rasa malu ketika menawarkan barang dagangan dan ketika ditolak target pembeli, mereka harus rela berpanas-panasan menahan haus n laper untuk berkeliling-keliling jalan.

Okey sob,, sampai disini dulu cerita panjang gua sob,, ^^




0 komentar:

Posting Komentar

Hamutaro - Hamtaro